Hi, sahabat ELempung... sebagai orang yang mencintai tanah liat, saya akan sedikit sharing mengenai ilmu yang saya dapatkan selama saya duduk di bangku SMK.
Keramik? Mungkin yang kalian bayangkan jika mendengar kata tersebut adalah genteng, guci, kendi. Ya,memang.. mereka merupakan sebagian kecil tentang keramik. Sebenarnya masih banyak lagi hal mengagumkan yang terdapat pada keramik. di sini saya akan sharing dengan sahabat ELempung.
A. Tentang Keramik
Keramik pada awalnya berasal dari bahasa Yunani keramikos yang artinya suatu bentuk dari tanah liat yang telah mengalami proses pembakaran.
Kamus dan ensiklopedia tahun 1950-an mendefinisikan keramik sebagai suatu hasil seni dan teknologi untuk menghasilkan barang dari tanah liat yang dibakar, seperti gerabah, genteng, porselin, dan sebagainya. Tetapi saat ini tidak semua keramik berasal dari tanah liat. Definisi pengertian keramik terbaru mencakup semua bahan bukan logam dan anorganik yang berbentuk padat. (Yusuf, 1998:2).
B. Ciri-ciri Tanah liat
Tanah Liat atau tanah lempung memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
- Tanahnya sulit menyerap air sehingga tidak cocok untuk dijadikan lahan pertanian.
- Tekstur tanahnya cenderung lengket bila dalam keadaan basah dan kuat menyatu antara butiran tanah yang satu dengan lainnya.
- Dalam keadaan kering, butiran tanahnya terpecah-pecah secara halus.
- Merupakan bahan baku pembuatan tembikar dan kerajinan tangan lainnya yang dalam pembuatannya harus dibakar dengan suhu di atas 10000C.
B. Jenis jenis tanah liat :
Tanah liat di bagi dalam dua jenis, primer dan skunder
1. tanah liat Primer
Yang disebut tanah liat primer (residu) adalah jenis tanah liat yang
dihasilkan dari pelapukan batuan feldspatik oleh tenaga endogen yang
tidak berpindah dari batuan induk (batuan asalnya), karena tanah liat
tidak berpindah tempat sehingga sifatnya lebih murni dibandingkan dengan
tanah liat sekunder. Selain tenaga air, tenaga uap panas yang keluar
dari dalam bumi mempunyai andil dalam pembentukan tanah liat primer.
Karena tidak terbawa arus air dan tidak tercampur dengan bahan organik
seperti humus, ranting, atau daun busuk dan sebagainya, maka tanah liat
berwarna putih atau putih kusam. Suhu matang berkisar antara 13000C–1400
0C, bahkan ada yang mencapai 17500C. Yang termasuk tanah liat primer
antara lain: kaolin, bentonite, feldspatik, kwarsa dan dolomite,
biasanya terdapat di tempat-tempat yang lebih tinggi daripada letak
tanah sekunder. Pada umumnya batuan keras basalt dan andesit akan
memberikan lempung merah sedangkan granit akan memberikan lempung putih.
Mineral kwarsa dan alumina dapat digolongkan sebagai jenis tanah liat
primer karena merupakan hasil samping pelapukan batuan feldspatik yang
menghasilkan tanah liat kaolinit.
Tanah liat primer memiliki ciri-ciri:- warna putih sampai putih kusam
- cenderung berbutir kasar,
- tidak plastis,
- daya lebur tinggi,
- daya susut kecil
- bersifat tahan api
Dalam keadaan kering, tanah liat primer sangat rapuh sehingga mudah
ditumbuk menjadi tepung. Hal ini disebabkan partikelnya yang terbentuk
tidak simetris dan bersudut-sudut tidak seperti partikel tanah liat
sekunder yang berupa lempengan sejajar. Secara sederhana dapat
dijelaskan melalui gambar penampang irisan partikel kwarsa yang telah
dibesarkan beberapa ribu kali. Dalam gambar di bawah ini tampak kedua
partikel dilapisi lapisan air (water film), tetapi karena bentuknya
tidak datar/asimetris, lapisan air tidak saling bersambungan, akibatnya
partikel-partikel tidak saling menggelincir.
2. Tanah liat Sekunder
Tanah liat sekunder atau sedimen (endapan) adalah jenis tanah liat
hasil pelapukan batuan feldspatik yang berpindah jauh dari batuan
induknya karena tenaga eksogen yang menyebabkan butiran-butiran tanah
liat lepas dan mengendap pada daerah rendah seperti lembah sungai, tanah
rawa, tanah marine, tanah danau. Dalam perjalanan karena air dan angin,
tanah liat bercampur dengan bahan-bahan organik maupun anorganik
sehingga merubah sifat-sifat kimia maupun fisika tanah liat menjadi
partikel-partikel yang menghasilkan tanah liat sekunder yang lebih halus
dan lebih plastis.
Jumlah
tanah liat sekunder lebih lebih banyak dari tanah liat primer.
Transportasi air mempunyai pengaruh khusus pada tanah liat, salah
satunya ialah gerakan arus air cenderung menggerus mineral tanah liat
menjadi partikel-partikel yang semakin mengecil. Pada saat kecepatan
arus melambat, partikel yang lebih berat akan mengendap dan meninggalkan
partikel yang halus dalam larutan. Pada saat arus tenang, seperti di
danau atau di laut, partikel – partikel yang halus akan mengendap di
dasarnya. Tanah liat yang dipindahkan bisaanya terbentuk dari beberapa
macam jenis tanah liat dan berasal dari beberapa sumber. Dalam setiap
sungai, endapan tanah liat dari beberapa situs cenderung bercampur
bersama. Kehadiran berbagai oksida logam seperti besi, nikel, titan,
mangan dan sebagainya, dari sudut ilmu keramik dianggap sebagai bahan
pengotor. Bahan organik seperti humus dan daun busuk juga merupakan
bahan pengotor tanah liat.
Karena
pembentukannya melalui proses panjang dan bercampur dengan bahan
pengotor, maka tanah liat mempunyai sifat: berbutir halus, berwarna
krem/abu-abu/coklat/merah jambu/kuning, suhu matang antara 9000C-14000C.
Pada umumnya tanah liat sekunder lebih plastis dan mempunyai daya susut
yang lebih besar daripada tanah liat primer.
Semakin tinggi suhu bakarnya semakin keras dan semakin kecil
porositasnya, sehingga benda keramik menjadi kedap air. Dibanding dengan
tanah liat primer, tanah liat sekunder mempunyai ciri tidak murni,
warna lebih gelap, berbutir lebih halus dan mempunyai titik lebur yang
relatif lebih rendah. Setelah dibakar tanah liat sekunder biasanya
berwarna krem, abu-abu muda sampai coklat muda ke tua.
Tanah liat sekunder memiliki ciri-ciri:
- Kurang murni.
- Cenderung berbutir halus.
- Plastis.
- Warna krem/abu-abu/coklat/merah jambu/kuning, kuning muda, kuning kecoklatan, kemerahan, kehitaman.
- Daya susut tinggi.
- Suhu bakar 12000C–13000C, ada yang sampai 14000C (fireclay, stoneware, ballclay).
- Suhu bakar rendah 9000C–11800C, ada yang sampai 12000C (earthenware).
Warna tanah tanah alami terjadi karena adanya unsur oksida besi dan
unsur organis, yang biasanya akan berwama bakar kuning kecoklatan,
coklat, merah, wama karat, atau coklat tua, tergantung dan jumlah oksida
besi dan kotoran-kotoran yang terkandung. Biasanya kandungan oksida
besi sekitar 2%-5%, dengan adanya unsur tersebut tanah cenderung
berwarna Iebih gelap, biasanya matang pada suhu yang lebih rendah,
kebalikannya adalah tanah berwama lebih terang atau pun putih akan
matang pada suhu yang lebih tinggi.
Dan menurut titik leburnya, Tanah liat sekunder dibagi menjadi lima kelompok yaitu :
1. Tanah Liat Tahan Api (Fireclay).
Kebanyakan tanah liat tahan api berwarna terang (putih) ke abu-abu
gelap menuju ke hitam dan ditemukan di alam dalam bentuk bongkahan
padat, beberapa diantaranya berkadar alumina tinggi dan berkadar alkali
rendah. Titik leburnya mencapai suhu ± 1500 ºC. Yang tergolong tanah
liat tahan api ialah tanah liat yang tahan dibakar pada suhu tinggi
tanpa mengubah bentuk, misalnya kaolin dan mineral tahan api seperti
alumina dan silika. Bahan ini sering digunakan untuk bahan campuran
pembuatan massa badan siap pakai, untuk produk stoneware maupun
porselin.
Karena beberapa sifatnya yang menguntungkan, antara lain berwarna
putih, mempunyai daya lentur dan sebagainya, maka Kaolin juga dipakai
sebagai bahan pengisi untuk produk kertas dan kosmetik.
2. Tanah Liat Stoneware.
Tanah liat stoneware ialah tanah liat yang dalam pembakaran gerabah
(earthenware) tanpa diserta perubahan bentuk. Titik lebur tanah liat
stoneware bisa mencapai suhu 1400 ºC. Bisaanya berwarna abu-abu,
plastis, mempunyai sifat tahan api dan ukuran butir tidak terlalu halus.
Jumlah deposit di alam tidak sebanyak deposit kaolin atau mineral tahan
api. Tanah liat stoneware dapat digunakan sebagai bahan utama pembuatan
benda keramik alat rumah tangga tanpa atau menggunakan campuran bahan
lain. Setelah suhu pembakaran mencapai ± 1250 ºC, sifat fisikanya
berubah menjadi keras seperti batu, padat, kedap air dan bila diketuk
bersuara nyaring.
3. Ballclay.
Disebut juga sebagai tanah liat sendimen. Ball Clay berbutir halus,
mempunyai tingkat plastisitas sangat tinggi, daya susutnya besar dan
bisaanya berwarna abu-abu. Tanah liat ini mempunyai titik lebur antara
1250 ºC s/d 1350 ºC. Karena sangat plastis, ball clay hanya dapat
dipakai sebagai bahan campuran pembuatan massa tanah liat siap pakai.
4. Tanah Liat Earthenware.
Bahan ini sangat banyak terdapat di alam. Tanah liat ini memiliki
tingkat plastisitas yang cukup, sehingga mudah dibentuk, warna bakar
merah coklat dan titik leburnya sekitar 1100 ºC s/d 1200 ºC. tanah liat
merah banyak digunakan di industri genteng dan gerabah kasar dan halus.
Warna alaminya tidak merah terang tetapi merah karat, karena kandungan
besinya mencapai 8%. Bila diglasir warnanya akan lebih kaya, khususnya
dengan menggunakan glasir timbal.
5. Tanah Liat Lainnya. Yang termasuk kelompok ini adalah jenis tanah liat monmorilinit.contohnya bentonit yang sangat halus dan rekat sekali. Tanah liat ini hanya digunakan sebagai bahan campuran massa badan kaolinit dalam jumlah yang relatif kecil.
Sahabat ELempung, demikian sharing saya. semoga bermanfaat. Salam semangat berkarya untuk Sahabat ELempung.
Baru tau kalau tanah liat ada banyak macam jenisnya...
ReplyDeletebtw pisau keramik itu apa iya dibuat pakai tanah liat juga?